This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 Agustus 2011

Takbiran Mp3

Senin, 29 Agustus 2011

1 Syawal 1432 H berdasarkan Hisab dan Rukyah Beda


Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H ini besar kemungkinan akan mengalami perbedaan. Pemerintah (Isbat) yang diperkirakan menetapkan 1 Syawwal 1432 H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011 berbeda dengan keputusan Muhammadiyah yang sejak awal menetapkan 1 Syawwal jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011. Sedangkan NU, Persis dipastikan akan mengikuti keputusan pemerintah yaitu berlebaran pada Rabu, 31 Agustus 2011 karena kriteria yang mereka pergunakan menghasilkan kesimpulan yang sama dengan pemerintah.

Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut ?

Sekarang mari kita ulas satu persatu kriteria yang digunakan untuk menentukan Hilal.

Rukyat Hilal (Visibilitas Hilal)
Melihat lokasi Indonesia menurut peta visibilitas hilal di atas, maka seluruh wilayah Indonesia mustahil dapat menyaksikan hilal pada hari pertama ijtimak sore setelah Matahari terbenam (29/8). Dengan mata telanjang, Hilal baru mungkin dirukyat pada hari kedua ijtimak (30/8). Dengan demikian maka diberlakukan ISTIKMAL sehingga 1 Syawal 1432 H akan jatuh pada: Rabu, 31 Agustus 2011.

Hisab Imkanur Rukyat
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanur Rukyah yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut.

Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:

Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau Ketika Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak berlaku.

Belakangan kriteria ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia sementara Singapura menggunakan Hisab Wujudul Hilal dan Brunei Darussalam menggunakan Rukyat Hilal berdasar Teori Visibilitas.

Menurut Peta Ketinggian Hilal tersebut, pada hari pertama ijtimak syarat Imkanurrukyat MABIMS belum terpenuhi. Dengan demikian diberlakukan ISTIKMAL sehingga 1 Syawal 1432 H jatuh pada : Rabu, 31 Agustus 2011.

Hisab Wujudul Hilal
Kriteria Wujudul Hilal dalam penentuan awal bulan Hijriyah menyatakan bahwa: “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam”. Berdasarkan posisi hilal saat matahari terbenam di beberapa bagian wilayah Indonesia maka syarat wujudul hilal sudah terpenuhi. Maka 1 Syawal 1432 H ditetapkan jatuh pada : Selasa, 30 Agustus 2011.

Kalender Hijriyah Global
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi 180° BT ~ 20° BB sedangkan Zona Barat meliputi 20° BB ~ Benua Amerika. Kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).

Pada hari pertama ijtimak zone Barat maupun zone Timur belum masuk dalam kriteria Limit Danjon. Dengan demikian 1 Syawal 1432 H di masing-masing zona akan jatuh pada: Zona Timur: Selasa, 30 Agustus 2011. Zona Barat : Rabu, 31 Agustus 2011.

Rukyat Hilal Saudi
Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki oleh para perukyat sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “Hilal” baik yang “sengaja salah” maupun yang tidak disengaja. Klaim terhadap penampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan sidang istbat terhadap laporan rukyat yang “kontroversi” tersebut.


Kalender resmi Saudi yang dinamakan “Ummul Qura” yang telah berkali-kali mengganti kriterianya hanya diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara untuk ibadah Saudi tetap menggunakan rukyat hilal sebagai dasar penetapannya. Sayangnya penetapan ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah sains astronomi modern yang diketahui memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.

Menurut Kalender Ummul Qura’:
Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non ibadah. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru. Pada hari pertama ijtimak/konjungsi kondisinya sudah memenuhi syarat. Dengan demikian 1 Syawal 1432 H akan jatuh pada: Selasa, 30 Agustus 2011.

Menurut Kriteria Rukyatul Hilal Saudi:
Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.

Melihat posisi Hilal, mustahil rukyat di Saudi pada hari pertama ijtimak Namun demikian jika ada yang mengaku berhasil maka 1 Syawal 1432 H akan jatuh pada : Selasa, 30 Agustus 2011.

Namun jika laporan rukyat gagal (harusnya) maka awal bulan akan jatuh pada: Rabu, 31 Agustus 2011.

Awal Bulan Negara-negara Lain
Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan “Kriteria Imkanurrukyat MABIMS” yaitu umur bulan > 8 jam, tinggi bulan > 2° dan elongasi > 3°. Belakangan ternyata kriteria ini hanya digunakan oleh Indonesia dan Malaysia.

Menurut catatan Moonsighting Committee Worldwide ternyata penetapan awal bulan ini berbeda-beda di tiap-tiap negara. Ada yang masih teguh mempertahankan rukyat bil fi’li ada pula yang mulai beralih menggunakan hisab atau kalkulasi. Berikut ini beberapa gambaran penetapan awal bulan Komariyah yang resmi digunakan di beberapa negara:

Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian Perukyat (Qadi) serta dilakukan pengkajian ulang terhadap hasil rukyat secara ilmiah antara lain dilakukan oleh negara-negara: Banglades, India, Pakistan, Oman, Maroko, Trinidad dan Brunei Darussalam.

Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan diawali ijtimak terlebih dahulu (moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh Saudi Arabia pada kalender Ummul Qura namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan pedoman rukyat.

Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara: Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman dan Turki, Iraq, Yordania, Palestina, Libanon dan Sudan.

Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah ijtimak digunakan oleh Mesir.

Menunggu berita dari negeri tetangga –> diadopsi oleh Selandia Baru mengikuti Australia dan Suriname mengikuti negara Guyana.

Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat –> Kepulauan Karibia

Hisab dengan kriteria umur bulan, ketinggian bulan atau selisih waktu terbenamnya bulan dan matahari –> diadopsi oleh Algeria, Turki, Tunisia dan Malaysia.

Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar diadopsi oleh negara Libya.

Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah matahari terbenam di Makkah –> diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara dan Eropa (ISNA)

Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti dari tahun ke tahun

Menggunakan Rukyat Mata Telanjang: Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique, Botswana, Swaziland dan Lesotho.

Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah, serta beberapa jamaah (tarekat) lainnya masih menggunakan hisab urfi yang sangat sederhana.

Berikut sedikit informasi tentang terjadinya perbedaan dalam menentukan 1 Syawal 1432 H yang selama ini terjadi. Semoga perbedaan ini menjadikan kita semua saling belajar tanpa ada rasa saling memojokkan golongan lainnya. Amien.

Pustaka:
Islamic Crescents’ Observation Project
Rukyatul Hilal Indonesia

KH Ahmad Mustofa Bisri

KH. A. Mustofa Bisri, kini Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Leteh Rembang dan menjadi Rais Syuriah PBNU. Dilahirkan di Rembang, 10 Agustus 1944. Belajar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, dan Universitas Al-Azhar Kairo, disamping di pesantren ayahnya sendiri, Raudlatuth Tholibin Rembang.

Disamping budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair. Karya-karyanya yang telah diterbitkan, antara lain, Dasar-dasar Islam (terjemahan, Penerbit Abdillah Putra Kendal, 1401 H), Ensklopedi Ijma’ (terjemahan bersama KH. M.A. Sahal Mahfudh, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1987), Nyamuk-Nyamuk Perkasa dan Awas, Manusia (gubahan cerita anak-anak, Gaya Favorit Press Jakarta, 1979), Kimiya-us Sa’aadah (terjemahan bahasa Jawa, Assegaf Surabaya), Syair Asmaul Husna (bahasa Jawa, Penerbit Al-Huda Temanggung), Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (Pustaka Firdaus, Jakarta, 1991,1994), Tadarus, Antalogi Puisi (Prima Pustaka Yogya, 1993), Mutiara-mutiara Benjol (Lembaga Studi Filsafat Islam Yogya, 1994), Rubaiyat Angin dan Rumput (Majalah Humor dan PT. Matra Media, Cetakan II, Jakarta, 1995), Pahlawan dan Tikus (kumpulan pusisi, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1996), Mahakiai Hasyim Asy’ari (terjemahan, Kurnia Kalam Semesta Yogya, 1996), Metode Tasawuf Al-Ghazali (tejemahan dan komentar, Pelita Dunia Surabaya, 1996), Saleh Ritual Saleh Sosial (Mizan, Bandung, Cetakan II, September 1995), Pesan Islam Sehari-hari (Risalah Gusti, Surabaya, 1997), Al-Muna (Syair Asmaul Husna, Bahasa Jawa, Yayasan Pendidikan Al-Ibriz, Rembang, 1997). dan juga Fikih Keseharian (Yayasan Pendidikan Al-Ibriz, Rembang, bersama Penerbit Al-Miftah, Surabaya, Juli 1997).

Berikut ini adalah file MP3 Ceramah Dan Puisi Gus Mus yang saya ambil dari berbagai sumber.

MP3 PUISI DAN CERAMAH KH AHMAD MUSTOFA BISRI (GUS MUS)

1. Bagimu


2. Di Arafah


3. Di Pelataran AgungMu Nan Lapang


4. Sujud


5. Ya Rasululloh


6. La Ilahaillallah


7. Bila Kutitipkan

Kamis, 25 Agustus 2011

Stendly Delon, Masuk Islam Karena Tertarik Adzan

Di usianya yang ke-49, Stendly Delon, akhirnya menemukan jalan kebenaran. Pria kelahiran Makassar ini mengucapkan dua kalimat syahadat pada 1 Oktober 2006. Bukan hanya itu, Stendly juga mengubah namanya menjadi Muhammad Ramadan. Berikut penuturannya?

SAYA lahir di Makassar sekitar 49 tahun silam. Lingkungan saya adalah muslim yang taat, saya tumbuh di Makassar sejak kecil. Teman-teman saya adalah muslim semua, ketika saya bermain dengan mereka, saya sering tertegun melihat mereka salat. Waktu itu, usia saya masih sekolah dasar kelas lima. Sejak saat itu, di hati saya sebenarnya saya punya keinginan untuk menjadi muslim, tapi keinginan itu belum terlaksana.

Kerinduan saya terhadap Islam sudah lama. Dalam hati saya bertanya-tanya, kapan saya menjadi mualaf? Sampai akhirnya saya lulus SMA.

Bukan hanya itu, saya dibesarkan di sekolah Islam, saya masuk SMP negeri Makassar dan SMA Makassar. Murid dan gurunya juga banyak yang muslim. Setelah lulus dari SMA, saya putuskan untuk merantau ke Jakarta karena cita-cita saya waktu itu adalah ingin menjadi bintang film (aktor) terkenal.

Bayangan saya waktu di Makassar, orang jadi bintang film itu kaya raya dan terkenal. Untuk itu saya ingin melakukan itu. Tahun 1970-an baru saya hijrah ke Jakarta sendiri. Setelah saya tiba di Jakarta saya bertemu dengan Pak Firman Bintang. Waktu itu beliau aktif jadi wartawan.

JADI BINTANG FILM
Sementara saya menekuni cita-cita menjadi aktor, mulai pertama kali jadi figuran, model sinetron, hingga akhirnya saya dipercaya menjadi bintang film ternama. Saya berteman dengan Pak Firman Bintang, yang sekarang dia sebagai direktur Bintang inova Picture, kurang lebih 15 tahun silam. Setiap saya bertemu dengan dia, saya selalu tanya soal Islam. Saya juga utarakan niat awal saya untuk menjadi mualaf. Tapi, beliau menyarankan agar saya belajar lebih dulu soal Islam.

Selain bertanya kepada Pak Firman Bintang, saya terlebih dahulu mempelajari ajaran Islam melalui buku dan bertanya kepada temen-teman saya di lokasi syuting. Bahkan, Pak Firman sering menjadi guru saya soal Islam. Setiap kali saya bertemu Pak Firman, saya utarakan terus menerus untuk menjadi mualaf.

Tapi, Pak Firman menjawabnya dengan bijaksana. Dia bilang, ?Jangan karena dekat dengan orang muslim, lantas ikut-ikutan muslim. Kamu harus yakini Islam, sebagai jalan yang benar dan terakhir,? demikian katanya.

Hingga akhirnya hidayah Allah itu datang pada 1 Oktober 2006. Pak Firman mengadakan acara syukuran dan buka puasa bersama anak-anak yatim dan kru film Bintang Inova Citra Picture. Karena kebetulan saya bermain sinetron di bawah asuhan Pak Firman, saya langsung menemui beliau. Saya utarakan kembali niat saya untuk menjadi mualaf dan ternyata Pak Firman merespon niat saya.

MENJADI MUALAF
Dari situlah proses mualaf saya terjadi. Sekitar pukul 06.00 Wib, di bawah Asuhan Dr Husen Shihab, saya baca dua kalimat syahadat disaksikan oleh keluarga besar bintang dan jamaah. Begitu saya menjadi muslim, saya lalu melakukan hal-hal yang diwajibkan oleh Islam, semisal khitan, dan lain sebagainya.

Saya menjadi muslim ketika usia 49 tahun. Ini sungguh luar biasa karena meski sejak sekolah dasar mengenal Islam, tapi baru sekarang merasakan hidayah dan kesempatan menjadi muslim. Bisa dibayangkan berapa tahun sisa hidup saya diperuntukkan untuk Islam.

Namun alhamdulillah, ternyata Allah meridai langkah saya. Saya bangga telah menjadi muslim.

Meski agak terlambat karena usia, saya tetap semangat seperti anak muda. Saya seperti anak yang baru lahir kembali, apalagi hari ini bulan Ramadan, saya juga ikutan puasa.

Sekarang saya bersemangat sekali belajar salat dan baca buku, bahkan saya membandingkan alkitab dengan Alquran. Menurut saya, islam sangat baik dan agama yang lurus. Karena Islam mempunyai aturan yang jelas terhadap umatnya. Meski saya dulu beragama Kristen, tapi saya jarang sekali ke gereja. Alasannya, gereja di lingkungan rumah saya tidak ada, tempatnya sangat jauh sehingga membuat saya malas untuk pergi.

Sementara di lingkungan tetangga kanan kiri adalah muslim, saya dan keluarga satu-satunya yang non-Muslim. Itulah sebabnya mengapa saya dari dulu tertarik Islam, karena sejak saya bangun tidur, saya selalu mendengar azan sampai waktu malam.

TERTARIK ADZAN
Kali pertama saya tertarik Islam karena suara azan. Di usia yang masih kecil, saya sudah senang dengan suara azan. Bahkan saya sampai hapal azan, kebetulan letak rumah saya dekat masjid. Ketika mendengar suara azan rasanya hati ini damai sekali, saya nggak tahu kenapa ketika mendengar azan, saya teringat dan seperti terpanggil itu. Rasanya damai sekali mendengar kalimat Allah.

Jadi, suara azan dengan saya sudah akrab, seperti layaknya diri, sendiri. Waktu saya mengucapkan kalimat syahadat, temyata banyak teman-temah banyak yang mendukung, baik dari kalangan film maupun dari artis, mereka memberi ucapan selamat kepada saya. Bahkan keluarga besar saya juga seperti itu.

Kebetulan orang tua saya moderat, mereka mengajarkan agama dengan baik, mereka bilang tujuan semua agama baik dan agama tidak pernah mengajarkan kejelekan seperti mencuri dan membunuh. Mereka semua percaya, keyakinan adalah datangnya dari dalam hati, makanya ketika saya jadi mualaf, dia hanya menyarankan agar melaksanakan ajaran agama dengan sungguh-sungguh.

?Kalau kamu sudah pilih Islam, maka jalanilah dengan baik dan sungguh-sungguh,? katanya. Termasuk kakak saya yang muslim, dia mengucapkan seperti itu, karena dalam keluarga saya semua demokrasi.

DIPROTES SAHABAT
Namun, jauh dari dugaan saya penolakan kali pertama datang dari sahabat dekat saya yang non-Muslim. Ketika mendengar saya masuk Islam, mereka langsung telepon saya, mereka bilang, ?Apa kamu nggak salah pilih pindah ke Islam? Kamu sudah gila!? Padahal saya sadar dan tidak gila. Mereka bilanglah macam-macam yang intinya mereka kurang setuju dengan tindakan saya ini.

Tapi saya sadar, saya orangnya suka mengalah, saya menghindar ketika ditanya macam-macam soal islam. Karena saya takut terjadi konflik fisik, dan itu rasanya akan menyulitkan saya. Apalagi ini bulan puasa, saya tidak ingin terjadi konflik.

Sekarang saya sudah punya jawaban, saya bilang sama mereka, keluarga saya tidak ada yang menentang apalagi sahabat saya. Ya, itulah perjalanan hidup saya soal Islam. Saya bangga dengan keadaan sekarang ini.

Dua Kalimat Syahadat Membisik di Telingaku

Sebagai seorang mantan pendeta Pantekosta, aku dulu sangat membenci Islam, hingga aku senantiasa berusaha merusak akidah umat nabi Muhammad SAW, melalui ekabaran Injil kepada umat yang beragama Islam khususnya. Sering aku mengatakan bahwa agama Islam adalah agama penyesat, dan sungguh tidak bisa dijadikan pedoman atau dasar iman bagi kehidupan manusia.

Pada suatu hari, aku harus membaptis satu keluarga muslim. Sebelumnya, aku sudah banyak memberikan bantuan materi untuk hidup mereka sehari-hari. Tentu saja bantuan itu tidak kuberikan secara cuma-cuma, tetapi dengan imbalan, keluarga ini harus masuk kristen.

Ketika aku bertanya kepada keluarga ini, apakah mereka sungguh menerima yesus sebagai Tuhan dan juruselamat? Mereka akhirnya mengangguk setuju, hingga seminggu kemudian, aku membaptis seluruh keluarga ini, dan menyuruh mereka membakar semua atribut yang berbau Islam. Saat itu mataku tiba-tiba tertuju pada satu tulisan kaligrafi AlQuran yang ditempel didinding. Aku bertanya pada si pemilik rumah yang hendak kubaptis, tulisan apa itu ?.

imageIa menjawab kalau itu adalah tulisan dua kalimat syahadat, yang artinya "Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah".

Tiba-tiba dadaku terasa bergemuruh saat mendengar makna dari tulisan Arab itu. Niatku yang ingin merobek kertas itu mendadak lenyap. Dalam perjalanan kembali ke rumah, ada satu peristiwa yang sungguh di luar jangkauan manusia, karena saat itu kurasakan di telingaku berbisik sebutan dalam bahasa Indonesia "Tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad utusan Allah".

Lama aku termenung memikirkan bisikan itu. Pikiranku tertuju pada kalimat "Tiada Tuhan Selain Allah". Kalimat itu dimulai dengan kata tidak, suatu makna yang menandakan penolakan terhadap Tuhan-tuhan lain selain Allah.

Sejak itulah, aku mulai tertarik pada Islam. Dan otomatis, ketertarikanku pada Islam sangat mempengaruhi aktivitasku sebagai pendeta.

Istriku yang juga penginjil, ternyata tanggap dengan perubahan yang terjadi dalam diriku, dan mempertanyakannya padaku. Kupikir, alangkah baiknya kalau kuceritakan saja mengenai kegelisahanku ini, dan mengajaknya berdoa bersama sebagai seorang pendeta. Namun anehnya, saat berdoa bersama itu konsentrasiku hilang, saat kalimat itu kembali terngiang ditelingaku.

Akhirnya, aku sadar kalau batinku menuntut untuk mencari kebenaran yang ada pada Islam, salah satunya dengan membeli buku-buku bacaan tentang Islam, yang berhasil kutemukan di daerah Senen, Jakarta.

Dari beberapa buku yang kupilih, ada satu buku yang menarik minatku, yaitu buku berjudul "Hidup Sesudah Mati" karangan almarhum Bey Arifin. Setiap buku yang kubaca, pasti didukung oleh referensi ayat-ayat AlQuran, yang sungguh kukagumi karena semuanya tidak bertentangan dengan fitrah manusia.

Sementara asyik dengan buku-buku mengenai Islam, kegiatanku berkhotbah di gereja tetap kujalani, meski otomatis jadi sedikit ngawur. Materi ceramahku tidak lagi bicara mengenai Yesus, melainkan lebih kepada hubungan antar manusia.

Selain itu, rapat-rapat kependetaan pun perlahan-lahan mulai kutinggalkan. Melihat semua ini, rekan-rekanku yang lain tentu saja mulai curiga, dan memanggilku dalam pertemuan khusus para pendeta. Singkat cerita, aku dipecat dari kedudukan sebagai seorang pendeta, dan resikonyaadalah meninggalkan kemewahan.

Di daerah Depok I, Jawa barat, tempatku menginap saat usia senja ini terdapat masjid yang letaknya persis di depan rumah.

Ketika kulihat masjid hanya penuh pada saat sholat Jumat, aku sempat jadi bimbang, apa bedanya dengan agama Kristen yang gerejanya penuh jamaat hanya pada hari Minggu. Namun setelah kukaji Al Quran, ternyata perintah sholat telah jelas diwajibkan, hanya saja manusianya saja yang senantiasa melalaikan kewajiban itu. Akupun tenang kembali.

Semula istriku tidak setuju dengan keinginanku menjadi seorang muslim. Bahkan ketika malam hari sebelum aku mengucapkan dua kalimat syahadat, kukatakan keinginanku padanya, ia malah menghardikku sebagai pengkhianat. Aku tak peduli. Bahkan aku cuma bisa berharap istri dankedua anak-anakku ikut jejakku masuk Islam.

imageAkhirnya pada tanggal 13 Februari 1994, di Beji, Depok, aku resmi menjadi muslim. Dan namaku pun berganti menjadi Rudi Mulyadi Foorste, yang semula bernama Rudy Rudolf Otto Foorste. (beliau keturunan Belanda, orang tuanya berasal dari Galela, Halmahera Utara - red).

Selang tiga bulan kemudian, istri dan kedua anakku pun mengikuti jejakku, masuk Islam. Ternyata Allah SWT kembali memberikan taufik dan hidayah kepadaku dengan berkumpulnya kami sekeluarga, dalam naungan Islam. Dan yang paling aku syukuri adalah kerelaan istri dan anak-anakku untuk hidup sederhana, jauh dari kemewahan seperti yang dulu pernah kami alami.

Islam telah memberiku jalan, kebenaran dan kehidupan yang sesungguhnya. Dan kebahagiaan seperti ini, tidak kuperoleh dari Yesus Kristus.

Karena hanya melalui agama Islam, aku dapat memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat nanti. Kepada mereka yang pernah kubaptis, aku mohon dibukakan pintu maaf sedalam-dalamnya. Dan mari kembali pada Islam.

Vicente Mota Alfaro, Muallaf dari Spanyol

Tiga belas tahun yang lalu Vicente Mota Alfaro adalah salah seorang pemeluk Kristen yang taat yang secara rutin mendatangi kelas Minggu dan membaca Injil setiap harinya. Namun hari ini, dia tidak hanya seorang Muallaf, namun dia adalah Imam Masjid dari Pusat Kebudayaan Islam Valensia (CCIV).

Kisah Yesus Tingkatkan Muallaf Spanyol!

Selain merupakan Muallaf pertama yang dipersilakan mengimami setiap kali sholat berjamaah, dia juga merupakan anggota Dewan Kepengurusan CCIV sejak 2005. Pemimpin kelompok Muslim Valensia menetapkan Alfaro sebagai Imam besar, dan berterima kasih atas kerja kerasnya.

“Dia pantas kami pilih karena kehebatan pengetahuan agamanya”, kata El-Taher Edda Sekretaris Umum Liga Islam bagian Dialog dan Perdamaian.

Dia meyakini Alfaro telah menyebarkan pesan yang nyata mengenai Muallaf yang bergabung dalam kekuatan Islam.

Beberapa media setempat tidak lama lalu melaporkan adanya peningkatan jumlah Muallaf di Spanyol, tanpa adanya pertentangan dari pihak manapun.

Diperkirakan Muslim Spanyol berjumlah 1.5 juta dari 40 juta penduduk keseluruhan.

Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen, dan telah mendapatkan pengakuan hukum sejak Juli 1967.

Ketika masyarakat bertanya kepada Alfaro bagaimana dia dapat menjadi seorang Muallaf, dia akan memberikan jawaban yang sederhana.

“Allah telah menjadikan Islam sebagai agama dan hidupku”, katanya mantap.

Saat itu Alfaro berusia 20 tahun dan masih berkuliah ketika dia memutuskan untuk menjadi Muallaf.

“Saya membaca Al-Quran, saya menemukan kebenaran tentang Yesus (Nabi Isa) dan saya putuskan menjadi Muallaf”.

Pada awalnya dia adalah seorang pemeluk Kristen yang taat.

“Dulunya saya rutin pergi ke Gereja tiap Minggu dan membaca Injil setiap harinya”.

“Pada saat itu saya tidak tahu sama sekali mengenai Islam”.

Dia mempunyai seorang tetangga Muslim Algeria yang memperkenalkannya pada Islam.

“Ketika berbincang-bincang dia mengatakan bahwa seluruh umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa, dan semuanya merupakan anak dari Nabi Ibrahim”, kenangnya.

“Saya terkejut mengetahui bahwa dalam Islam juga mengenal Adam, Hawa, dan Ibrahim”.

Perbincangan tersebut rupanya membuat Alfaro muda semakin ingin mengetahui tentang Islam.

“Selanjutnya, saya meminjam salinan Al-Quran dari perpustakaan”.

Dia membawanya pulang dan membaca salinan Al-Quran tersebut dengan teliti.

Namun titik balik bagi Alfaro datang ketika dia membaca kisah tentang Yesus (Nabi Isa) dan kejadian penyaliban.

“Sebelumnya yang saya ketahui adalah Yesus merupakan anak Tuhan yang diutus ke dunia untuk menebus dosa umat manusia, dan sebetulnya hal tersebut cukup mengganggu saya”.

“Dan saya temukan jawabannya dalam Al-Quran. Yesus tidak pernah disiksa ataupun disalib”.

Muslim meyakini Nabi Isa sebagai salah satu Rasul yang diberi penghormatan lebih.

Dalam Islam, Nabi Isa tidak mengalami penyaliban, namun diangkat ke surga dan akan diturunkan kembali pada akhir zaman untuk memerangi Dajjal Al-Masih dan akan membawa kemenangan dan kejayaan bagi Islam.

Dan kisah tersebut merubah keyakinan Alfaro untuk menjadi seorang Muallaf bernama Mansour.

“Dengan cepat saya menyadari bahwa Al-Quran adalah Kitab Tuhan yang sesungguhnya, dan saya tidak pernah menyesal menjadi seorang Muallaf”. (iol/smedia)

Kathryn Bouchard, Tak Paham Konsep Trinitas

Saya pernah bertanya pada pendeta, 'Saya tidak paham dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya.

Kathryn Bouchard dibesarkan dalam lingkungan keluarga Katolik yang moderat. Kedua orangtuanya adalah guru sekolah Katolik. Hubungan antar keluarg mereka terbilang akrab satu sama lain.

Kathryn yang asal Kanada menghabiskan masa remajanya di London dan Ontario. Seperti penganut Katolik lainnya, ia pergi ke gereja setiap hari minggu, sekolah di sekolah Katolik hingga ke jenjang universitas.

Kathyrn kuliah di Brescia University College, sebuah perguruan tinggi Kristen khusus perempuan yang berafiliasi dengan Universitas Western Ontario.

"Meski saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, orangtua mendorong saya untuk berteman dengan beragam orang dari berbagai latar belakang dan boleh menanyakan apa saja berkaitan dengan kehidupan dan agama," kata Kathryn.

Konsep Trinitas Yang Tak Masuk Akal
Ia mulai mempelajari agama-agama dalam usia yang relatif masih mudah ketika ia berusia 16 atau 17 tahun dan masih duduk di sekolah menengah. Kathryn mengatakan, ia tidak mau menjadi bagian dari sebuah agama hanya karena ia sudah menganut agama itu sejak ia dilahirkan. Itulah sebabnya, Kathryn tidak sungkan mempelajari beragam agama mulai dari Hindu, Budha sampai Yudaisme. Ketika itu, ia hanya sedikt saja mengeksplorasi agama Islam.

Alasan Kathryn mempelajari beragam agama, salah satunya karena banyak hal dalam ajaran Katolik yang tidak dipahami Kathryn. "Kami sering kedatangan pendeta di sekolah dan kami melakukan pengakuan dosa. Saya pernah bertanya pada seorang pendeta,'Saya betul-betul tidak paham dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya," tutur Kathryn.

Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang konsep Trinitas dalam agama Kristen, hingga ia di bangku kuliah dan mempelajari berbagai ilmu di seminari dan mempelajari teologi agama Katolik.

"Jika saya menanyakan tentang Trinitas, mereka akan menjawab 'ayah dan ibumu saling mencintai, ketika mereka memiliki anak, itu seperti tiga dalam satu dengan identitas berbeda'.

Jadi, banyak sekali analogi yang diberikan untuk menjelaskan bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan dan menjadi anak Tuhan dan menjadi dirinya sendiri. Saya pikir banyak penganut Kristen yang menerima konsep ini tanpa memahaminya, " ujar Kathryn.

Ia lalu menanyakan konsep Trinitas ke beberapa temannya dan ia mendapat jawaban bahwa konsep Trinitas ada dan ditetapkan sebagai dasar kepercayaan dalam agama Kristen setelah Yesus wafat.

Sebuah jawaban yang mengejutkan Kathryn, karena itu artinya semua dasar dalam ajaran Kristen adalah ciptaan manusia. Yesus semasa hidupnya tidak pernah bilang dirinya adalah anak Tuhan dan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya Tuhan.

"Saya membaca Gospel Mathias pertama dan dalam Gospel itu Yesus tidak direferensikan sebagai anak Tuhan, tapi anak seorang manusia. Tapi dalam Gospel yang ditulis setelah Yesus wafat, banyak sekali disebutkan bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Dan disebutkan pula bahwa ada alasan politis dibalik argumen konsep Trinitas," papar Kathryn.

Ia melanjutkan,"Saya juga menemukan bahwa Yesus berdoa dan memohon pertolongan pada Tuhan. Jika Yesus minta pertolongan pada Tuhan, lalu bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan. Ini tidak masuk akal buat saya."

Mengenal Islam
Setelah menyelesaikan studinya di Ontario, Kathryn pindah ke Montreal dan di kota ini ia bertemu dengan banyak Muslim dari berbagai latar belakang mulai dari Eropa, Afrika dan Karibia. Keberagaman ini membuka mata Kathryn bahwa pemeluk Islam ternyata berasal dari berbagai latar belakang kebangsaaan. Fakta ini mendorongnya untuk lebih banyak belajar tentang Muslim dan latar belakang mereka.

Kathryn mulai membaca banyak referensi tentang Islam. Tapi ia menemukan bahwa contoh-contoh ekstrim tentang Islam di internet sehingga ia sempat berkomentar "Saya tidak mau menjadi bagian dari agama ini (Islam)." Oleh sang ayah, Kathryn disuruh terus membaca karena menurut sang ayah, dalam banyak hal sering terjadi salah penafsiran.

Kathryn pun melanjutkan pencariannya tentang Islam. Ia bergabung dengan situs "Muslimahs", sebuah situs internasional yang beranggotakan para Muslimah maupun para mualaf dari berbagai negara. Dari situs inilah ia banyak belajar dan bertanya tentang Islam.

Kathryn mengatakan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang ajaran Islam. Misalnya, apa saja persamaan dan perbedaan ajaran Islam dan Kristen, bagaimana posisi Yesus dalam Islam, siapa Nabi Muhammad, masalah poligami dan berbagai isu Islam yang muncul pasca serangan 11 September 2001 di AS.

Selama kuliah di Montreal, Kathryn belajar banyak hal tentang Islam. Ketika ia pulang ke London, orangtuanya mengira bahwa Kathryn hanya rindu kembali ke rumah dan bukan untuk memperdalam minatnya pada Islam. Kathryn lalu membeli al-Quran dan buku-buku hadist. Pada ayahnya, ia bilang bahwa al-Quran bukan buatan manusia, ketika membaca al-Quran sepertinya Tuhan sedang bicara pada kita.

"Anda merasa bahwa ada juga kebenaran yang ditulis dalam alkitab, tapi Anda tidak akan merasa bahwa itu semua tidak ditulis langsung oleh Tuhan. Sedangkan al-Quran, Anda akan merasakan kebenaran yang sesungguhnya," ujar Kathryn.

"Saya juga menemukan banyak ilmu pengetahuan yang sudah lebih dulu diungkap oleh al-Quran dan baru muncul kemudian dalam kehidupan manusia. Saya pikir, al-Quran diturunkan pada manusia dengan tingkat emosional dan logis. Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan mencari ilmu," sambung Kathryn.

Kathryn pun mulai belajar salat, datang ke ceramah-ceramah agama dan mengontak masjid terdekat untuk mencari informasi apakah masjid itu punya program untuk orang-orang sepertinya dirinya, yang berminat pada agama Islam.

"Pertama kali saya masuk ke masjid, saya menangis. Saya merasakan ada energi yang begitu besar yang tidak saya rasakan ketika saya ke gerejat," kisah Kathryn yang kemudian belajar membaca al-Quran di masjid itu. Ia terus belajar dan bergaul dengan para warga Muslim. Sedikit demi sedikit, Kathryn bisa mengubah gaya hidupnya.

Ditanya apakah orangtuanya keberatan dengan perubahan dirinya. Kathryn mengaku butuh waktu cukup panjang untuk meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak menjauh dari keluarganya jika memeluk Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Kathryn mengungkapkan bahwa ia sendiri tidak pernah menyangka akhirnya memutuskan masuk Islam dan itu semua terjadi begitu saja. Saat itu, di bulan Juni tahun 2008, seperti biasanya ia datang ke pengajian mingguan di sebuah Islamic Center. Ia sama sekali berniat mengucapkan dua kalimat syahadat hari itu. Tapi ketika ia tiba di gedung Islamic Center, banyak sekali orang-orang yang telah ia kenal hadir.

Hari itu, tema pengajian adalah umrah. Banyak anak-anak muda Muslim yang datang dan menceritakan pengalaman mereka ikut umrah serta bagaimana hidup mereka berubah setelah umrah. Pengajian dibimbing oleh Dr Munir El-Kassem. Saat Dr El-Kassem bertanya apakah ada diantara para hadirin yang ingin mengajukan pertanyaan, Kathryn dengan spontan mengangkat tangan dan berkata,"Bisakah saya mengucapkan syahadat?" Kathryn sempat kaget sendiri dengan pertanyaan itu karena ia merasa tidak merencanakannya. Semua terjadi begitu saja, spontan.

"Seketika ruangan menjadi sunyi dan saya pikir Dr El-Kassem juga terkejut. Saya memang mengenakan kerudung setiap kali datang pengajian sebagai bentuk penghormatan saya pada Islam. Dr El-Kassem lalu meminta saya maju ke depan dan menceritakan di depan hadirin bagaimana saya bisa sampai pada Islam," tutur Kathryn.

Kathryn mengaku gemetar ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tapi saya merasa hati saya begitu lapang, penuh dengan cahaya ibarat sebuah pintu hati yang terbuka. Saya mereka sudah mengambil jalan yang benar," ungkap Kathryn.

Itulah hari bersejarah bagi Kathryn, hari dimana ia memulai kehidupan sebagai seorang Muslimah. Tahun pertama menjalankan puasa di bulan Ramadhan, diakui Kathryn sangat berat. Namun ia merasa bahagia setelah menjadi seorang Muslim. Kathryn mengaku hidupnyan lebih teratur, disiplin dan sehat karena ia tidak lagi makan daging babi dan minum minuman beralkohol. Kathryn juga mengatakan bahwa ia kini tahu apa sebenarnya tujuan dan mau kemana arah hidupnya.

Dalam Sehari, 10 WN JEPANG Masuk Islam

Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam.

Dalam wawancaranya dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan didirikan sebuah sekolah di areal tersebut.

Ziyad, yang mengajar sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin.

Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan keyakinan agama. Sayangnya, kaum Muslimin masih tidak mampu untuk mendirikan masjid, yang sebetulnya merupakan pintu penting untuk menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di Jepang.

Ziyad menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri itu adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS yang didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga masjid Besar Tokyo dan Osaka.

Sejumlah masjid dan mushalla yang ada di Jepang kekurangan imam dan para khatib yang seharusnsya dapat memberdayakan kaum Muslimin Jepang dan mengenalkan kepada mereka prinsip-prinsip agama. Kebanyakan Dai kaum Muslimin yang dikirim negara-negara Arab dan Islam tidak menguasai bahasa Jepang.

Zakaria mengingatkan, negeri Sakura tersebut amat memerlukan seorang Mufti yang bersedia tinggal di tengah kaum Muslimin di Jepang agar dapat memberikan fatwa agama yang benar kepada mereka. Ia mengatakan, semua orang akan mengenal seberapa besar problematika yang dihadapi manakala mengetahui bahwa jumlah imam yang ada saat ini di Jepang tidak lebih dari 5 orang saja.!!

Ia menyebutkan, salah satu organisasi Islam di Jepang telah membeli sebidang tanah di dekat ibukota Jepang, Tokyo. Di atas tanah itu, didirikan sejumlah pekuburan yang sedianya menjadi tempat kaum Muslimin yang meninggal dunia dikuburkan secara gratis. Hal ini, mengingat harga tanah di Jepang amat mahal. Demikian pula, dapat menguburkan kaum Muslimin sesuai dengan syariat mereka. Sebab orang-orang Jepang membakar jenazah orang-orang yang meninggal dunia di kalangan mereka.

Zakaria mengimbau kepada negara-negara Arab dan Islam agar membantu kaum Muslimin Jepang dengan mengirimkan para Dai yang bekerja menyebarkan pengetahuan Islam. Dalam waktu yang sama, ia juga meminta yayasan-yayasan dakwah Islam besar untuk meningkatkan kerja kerasnya di Jepang. Hal ini mengingat negeri matahari itu dinilai sebagai ladang yang subur untuk penyebaran dakwah Islam.

Ziyad mengatakan, masyarakat Jepang tidak menyimpan rasa benci terhadap Islam ataupun kaum Muslimin. Belum pernah terjadi, ada seorang Muslim yang mengalami kesulitan atau masalah, baik ia seorang WN pribumi Jepang maupun warga pendatang. Ia menyiratkan, pemerintah dan rakyat Jepang memberikan kaum Muslimin kebebasan total dalam menjalankan syiar agama mereka.

Ia juga mengatakan, Islam masuk ke Jepang sudah sejak 200 tahun lalu melalui para pedagang Muslim. Sebagian WN pribumi Jepang yang masuk Islam di luar negaranya kembali ke sana menyebarkan Islam.

Jumlah kaum Muslimin dari WN pribumi Jepang ada sekitar 100.000 ribu orang. Sedangkan kaum Muslimin non WN asli Jepang dari kalangan pendatang yang tinggal di Jepang mencapai 150.000 orang Muslim.

Sedangkan mengenai aktifitas LKM dan IMM di sana, Zakaria mengatakan, lembaga itu didirikan untuk mengurusi permasalahan kaum Muslimin di Jepang. Sedangkan IMM didirikan tahun 1960 dengan tujuan memperhatikan para mahasiswa Muslim yang belajar di Jepang. Di samping itu, menyediakan buku-buku tentang pengetahuan Islam dan memberikan kemudahan bagi kaum Muslimin dalam menjalankan keseharian mereka. Begitu pula, berkat koordinasi dengan sejumlah lembaga-lembaga Islam, di antaranya Lembaga Kaum Muslimin, keduanya sama-sama mengawasi anak-anak generasi baru dari kalangan kaum Muslimin. Di samping itu, IMM juga menyediakan ‘Islam Guide’ untuk membantu para pemuda Islam mengenal lokasi-lokasi makanan halal dan menjalankan syiar-syiar dan ibadah-ibadah Islam.

Kehilangan identitas Islam merupakan problem paling krusial yang dihadapi generasi-generasi baru Islam Jepang. Demikian seperti diungkapkan Zakaria yang menjelaskan, bahwa penyebab hal itu adalah karena tidak adanya satu sekolah Islam pun di Jepang hingga saat ini.! (almkhtsr/AS/alsofwah.or.id)

Luna Cohen, Yahudi Maroko Menemukan Kebenaran Islam

Luna Cohen, lahir di kota Tetouan, Maroko dari keluarga Yahudi. Pada usia 16 tahun, ia sudah meninggalkan rumah rumah keluarga di Maroko untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah khusus perempuan Bet Yaakov di Washington Heights, Manhattan, Amerika Serikat. Bet Yaakov adalah sebuah sekolah Yahudi Ortodoks yang dikenal rasis.

Usia 18 tahun ia memutuskan menikah lelaki yang sampai saat ini menjadi suaminya. Sejak menikah, Luna dan suaminya sampai tiga kali berpindah tempat tinggal di apartemen yang ada di Brooklyn, New York karena ia dan suaminya merasa tidak pernah bahagia tinggal di lingkungan masyarakat Yahudi di tempat tinggalnya. Pasangan suami isteri itu kemudian memutuskan untuk membangun masa depan di Israel. Luna beserta suami yang ketika itu sudah dikaruniai empat anak, akhirnya pindah ke Israel.

Ketika tiba di Israel, Luna dan keluarganya tinggal pemukiman Yahudi, Gush Qatif di wilayah Jalur Gaza. Luna mengaku menjalani masa-masa yang berat karena melihat "cara hidup" orang-orang Yahudi di tempat tinggalnya itu dan meminta pada suaminya agar mereka pindah saja ke Netivot, yang terletak sekitar 23 kilometer ke arah utara di wilayah pendudukan Israel di Palestina.

Di tempat itu, Luna lagi-lagi menyaksikan kehidupan masyarakat Yahudi Israel yang disebutnya tidak berpendidikan. "Mungkin cuma satu dari sejuta anak yang berperilaku baik," kata Luna. Ia menyaksikan bagaimana orang-orang Yahudi di Netivot, sama seperti di pemukiman Yahudi Gush Qatif, membenci orang-orang yang bukan Yahudi yaitu orang-orang Arab Palestina.

"Kami melihat tindakan mereka sebagai tindakan mereka yang buruk dan mau menang sendiri. Pada titik ini, saya dan suami tidak sepakat dengan sikap orang-orang Yahudi itu," ujar Luna.

Hingga suatu hari suami Luna yang juga Yahudi tapi sekuler, pulang ke rumah dan mengatakan bahwa baru saja membaca al-Quran dan memutuskan untuk masuk Islam. Luna tidak tahu, bahwa suaminya selama ini banyak mempelajari Islam lewat dialog yang dilakukannya dengan seorang Muslim asal Uni Emirat Arab yang dijumpainya saat masih tinggal di pemukiman Gush Qatif. Selama dua tahun suami Luna dan kenalan Muslimnya itu berdiskusi tentang Yudaisme dan Islam.

Mendengar pernyataan suaminya ingin masuk Islam, Luna mengaku sangat-sangat syok. "Karena dalam Yudaisme, kami selalu diajarkan untuk membenci agama lain," kata Luna yang sebenarnya mempertanyakan ajaran yang dinilainya "mau menang sendiri" itu.

Tapi sang suami cukup bijak dan mengatakan bahwa Luna boleh tetap memeluk agama Yahudi jika tidak mau masuk Islam, karena dalam Islam, seorang lelaki Muslim boleh menikah dengan perempuan ahli kitab. Suami Luna pun masuk Islam dan memakai nama Islam Yousef al-Khattab.

Dua minggu setelah suaminya masuk Islam, Luna tertarik untuk membaca al-Quran dan ketika ia membacanya, Luna merasa semua pertanyaan yang mengganjal di kepalanya terjawab semua dalam al-Quran. Luna lalu menyusul suaminya mengucapkan dua kalimah syahadat dan menjadi seorang Muslimah. Luna memilih nama Qamar sebagai nama Islamnya.

Karena situasi yang tidak memungkinan buat mereka untuk tinggal lebih lama wilayah Israel, keluarga mualaf itu lalu memutuskan pindah ke Maroko, negara asal Luna pada tahun 2006. Sampai saat ini, pasangan Yousef dan Qamar al-Khattab hidup bahagia di tengah saudara-saudara Muslim Maroko dan menemukan kehidupan sejati setelah menemukan kebenaran dalam jalan Islam.

Kaci Starbuck Bangga Jadi Muslimah

Perceraian orangtua membuat keluar dari Kristen. Kaci kemudian lebih memilih Islam dan bangga dengan jalan hidupnya yang baru

Semasa remaja dia aktif di kelompok musik gereja. Kala orangtuanya cerai, ajaran Kristen mulai hilang dalam kehidupannya. Ketika masuk bangku perguruan tinggi dia pindah ke Winston Salem, North Carolina, AS untuk kuliah di Wake Forest University. Di sanalah dia kenal seorang mahasiswa muslim yang tinggal seasrama dengannya. Islam kemudian menjadi jalan hidupnya. Uniknya, walau belum masuk Islam, dia bahkan telah aktif membantu organisasi Islam di kampus. Tak hanya itu, dia juga mencoba mengenakan kerudung. Dialah Kaci “Raihanah” Starbuck yang memeluk Islam pada 12 Juli 1997.

“Aku bangga jadi muslimah,” kata dia satu ketika. Apa dan bagaimana hingga dia bersyahadah dan akhirnya mengenakan jilbab secara sempurna? Berikut kisahnya.

“Aku dibesarkan dalam keluarga Kristen. Tapi aku tahu tentang Kristen justru setelah dibaptis di sebuah gereja. Saat itu usiaku masih sangat belia sekali. Di sekolah Minggu aku dapat pesan bahwa jika kamu tidak dibaptis, maka kamu tidak bakal masuk neraka," ujar Kaci memulai kisah uniknya.

Kaci mengaku waktu itu rela dibaptis untuk menyenangkan perasaan orang tuanya. “Satu hari, ayah dan ibuku masuk ke kamar dan meminta kesediaanku untuk dibaptis. Dia sangat berharap aku mau melakukannya. Akupun mau dan siap untuk dibaptis di gereja,” tukas Kaci.

Sebelum dibaptis dia musti menjawab beberapa pertanyaan. Kala ditanya: “Kenapa kamu mau dibaptis?“ Kaci menjawab, “Karena aku cinta Yesus dan aku tahu Yesus juga cinta aku.“ Begitu pula dengan pertanyaan-pertanyaan lain dijawabnya dengan lugas. Lalu diapun dibaptis dengan disaksikan sejumlah jamaah gereja.

Anggota vokal grup gereja
Masa-masa awal di gereja, begitu juga ketika masih di taman kanak-kanak, Kaci pernah jadi anggota vokal grup dan aktif di kegiatan misa mingguan. Kemudian, beranjak remaja, dia masuk dalam kelompok grup musik “young girls” yang sering dapat undangan di berbagai kegiatan gereja dan juga aktifitas rohani lainnya di luar gereja.

“Waktu usia remaja aku sering dapat undangan seperti mengisi acara musik di perkemahan dan kegiatan rekreasi lainnya. Di dalam grup musik, aku dikenal saat itu sebagai yang ”dituakan” dan dijuluki "gadis pemain piano."

“Beberapa tahun kemudian, kedua orangtuaku bercerai. Satu hal yang tak pernah kubayangkan dalam hidup ini akhirnya terjadi padaku. Kejadian ini sampai membuat agama Kristen tak lagi menarik bagiku. Waktu masih bocah, aku melihat keluarga seakan sempurna, tak ada cela. Ayahku adalah salah satu pengurus gereja. Orangnya sangat respek hingga semua jamaah kenal dia. Tapi beranjak remaja begini kejadiannya,” ungkap Kaci kecewa.

”Tahun-tahun berikutnya kulalui tanpa ayah. Aku, abang, dan seorang adikku pindah ke rumah ibu. Saat itu, ibu tak begitu aktif lagi ke gereja. Begitu pula dengan kedua saudaraku, mereka menganggap gereja tak penting lagi. Selama pindah ke rumah ibu, aku juga pindah ke sekolah baru dan ketemu banyak teman baru. Dan disana pula aku memulai kehidupan baru dalam hal agama. Aku jumpa dengan satu grup musik gereja di sana,” kata dia.

”Mereka bercerita tentang keyakinan yang ada di gereja mereka. Jemaah di gereja ini mengamalkan kitab Perjanjian Baru. Mereka tak pakai alat musik saat nyanyi di gereja. Hanya grup paduan suara. Gereja ini juga tak menggaji pendeta. Tapi orang tertua dalam jemaah yang meminpin setiap acara hari Minggu. Jemaah perempuan tidak boleh ceramah di gereja ini. Begitu pula dengan acara Natal, Paskah dan hari-hari libur lainnya, tak pernah dirayakan. Bagiku ini termasuk hal baru. Hingga aku mengira, apa dulu aku berada di jalan yang salah? Haruskah aku dibaptis lagi?,” imbuh Kaci panjang lebar.

Kenal Islam
Terhadap semua hal baru itu, Kaci curhat pada ibunya. Dia mengaku sekarang bingung dengan kontradiksi dalam ajaran Kristen. Tahun berikutnya, Kaci pun mulai kuliah di perguruan tinggi dan dia pun pindah ke kota Winston Salem, masih di North Carolina, AS. “Satu hari aku ketemu dengan seorang pemuda muslim yang juga tinggal se-asrama dengan aku. Dia cukup ramah dan kami sering terlibat tukar pikiran masalah keyakinan hidup,” kata Kaci yang kuliah di Wake Forest University.

”Satu sore, kami habiskan waktu hingga berjam-jam untuk berdiskusi tentang filosopi dan keyakinan hidup Islam. Alhasil, muncul pertanyaan dalam diriku: Apakah manusia dilahirkan dalam satu agama, dan hanya ada satu agama yang benar? Hari-hari berikutnya aku sering ketemu mahasiswa Islam ini dan melanjutkan diskusi kami yang belum tuntas. Namun, aku masih belum puas dengan jawabannya, yang menurutku masih menyentuh dasar Islam. Aku sendiri dapat memahami keterbatasan dia dalam menjelaskan Islam. Aku berupaya mencarinya sendiri,” imbuh dia lagi.

Ketika libur musim panas, Kaci memutuskan untuk kerja part time di sebuah toko buku. Di sana pula dia bisa “mengenal Islam lebih dekat.” Buku-buku Islam yang ada di toko buku itu dilahapnya. Dia juga bisa ketemu dengan seorang mahasiswa muslim lain yang juga belajar di kampus yang sama. Berbagai pertanyaan yang tersimpan sekian lama dalam kepalanya pun ditumpahkan. Rupanya si pemuda ini mampu menjawab setiap ada pertanyaan dari Kaci. Tak lama, Al-Quran pun jadi bacaan rutinnya. Tak hanya itu, Kaci juga mulai tertarik ke mesjid. Setidaknya, dia ada dua kali dalam seminggu ke mesjid setempat. Ada kebahagian yang mulai meretas dalam dirinya kala itu.

“Selepas mempelajari Islam sepanjang libur musim panas itu, aku mulai tersentuh dengan berbagai pernyataan dalam Islam. Pernah, aku coba ikut kuliah Perkenalan Islam di kampus. Waktu itu aku sedikit frustrasi, sebab dosen pengajar mata kuliah ini memberikan komentar yang menurutku salah. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengoreksinya,” ungkap Kaci mengkritisi dosen yang bukan beragama Islam tersebut.

Organisasi Islam
Di luar aktifitas kuliah, diam-diam Kaci aktif terlibat sebagai anggota di sebuah organisasi sosial berafiliasi Islam. ”Ya aku terlibat di Islam Awareness Organization. Aku satu-satunya anggota yang perempuan. Oleh anggota lainnya, aku masih sering disebut dengan "gadis Kristen dalam kelompok kita". Tiap ada pertemuan, ucapan itu pasti keluar. Entah kenapa, batinku tak suka disebut seperti itu. Padahal, aku melakukan segala sesuatu persis seperti apa yang mereka lakukan. Jadi, menurutku, aku seorang muslim juga,” tukas Kaci.

Kaci mengungkapkan bahwa dia sudah tidak makan babi lagi. Sudah berhenti mengkonsumsi alkohol. Bahkan kala Ramadhan dia juga ikut berpuasa. Yang menakjubkan, persis di akhir tahun pertamanya di universitas, terjadi perubahan dalam diri Kaci. Dia memutuskan untuk mengenakan kain kerudung penutup rambutnya! “Aku tak ingin rambutku ini dilihat orang lain. Jika nanti menikah, hanya suamiku yang boleh melihatnya. Begitupun, aku belum berani memakai baju muslimah secara sempurna kala itu,” ujarnya.

Chating di internet
Satu hari Kaci mempelajari Islam melalui internet. ”Aku juga mencari alamat e-mail orang-orang Islam. Maksudnya biar bisa jumpa seorang muslim yang bisa kuajak diskusi. Aku selalu menulis di surat elektronik dengan pesan tambahan ”saya bukan sedang mencari jodoh – tapi hanya ingin mempelajari Islam,” kata dia.

Beberapa hari kemudian, Kaci menerima balasan dari tiga orang muslim. Satu dari mahasiswa Pakistan yang sedang studi di AS, satu dari India tapi sedang belajar di Inggris, dan terakhir berasal dari muslim yang berdomisili di Uni Emirat Arab (UAE).

”Masing-masing mereka saling membantuku. Kami terlibat diskusi secara unik di tiga negara berbeda. Tapi akhirnya aku sering kontak dengan yang di Amerika. Karena kami dalam zona waktu yang sama. Jadi perbedaan waktunya tidak jauh berbeda. Jika aku kirim pertanyaan, maka dijawabnya dengan segera dalam rentang waktu yang sama. Jawaban-jawabannya pun rasional, masuk logika pikiranku.

“Dalam pandangan Islam semua manusia sama. Islam tak melihat warna kulit, usia, jenis kelamin, ras, suku bangsa, dan lainnya. Yang penting hatinya beriman kepada Allah,” kata dia kagum. Kaci terus mendalami Islam hingga dia sampai pada keyakinan bahwa Islam adalah agama pembawa kebenaran.

”Tiap ada kesulitan akan suatu perkara, maka aku langsung melihat jawabannya dalam Al-Quran. Aku juga makin merasakan nikmatnya persaudaraan dalam Islam. Bukan main,” akunya.

Bersyahadah
Niat Kaci untuk mengikrarkan syahadahnya pun makin mengental. “Aku mendeklarasikan syahadah di mesjid. Aku kini percaya hanya ada satu Tuhan [Allah swt] yang patut disembah. Satu hari di bulan Juli 1997 aku berbicara dengan seorang muslim via telepon. Aku bertanya banyak hal tentang cara masuk Islam dan dijawab dengan simpel sekali. Hingga aku pun memutuskan untuk ke mesjid esok harinya,” kisah Kaci lagi.

Keesokan harinya Kaci pun berangkat dari rumah kost nya di Wake Forest ke mesjid terdekat. Dia ditemani oleh dua orang teman baiknya. Satu muslim, satunya lagi non-muslim. Tapi, menariknya, dia tidak menceritakan pada mereka apa maksudnya ke mesjid.

”Aku cuma bilang mau diskusi dengan pak imam. Sesampai di mesjid, pak imam barusan memberi khutbah dan jamaah mulai shalat Jumat. Nah setelah semuanya beres baru aku bicara dengan beliau. Waktu itu aku tanyakan apa yang musti dilakukan seseorang yang ingin masuk Islam. Sang imam menjawab bahwa ada beberapa hal dasar yang perlu dimengerti tentang Islam. Plus dua ikrar dua kalimah syahadah. Lalu aku beritahu pak imam bahwa aku sudah belajar Islam lebih dari setahun dan sekarang sudah siap jadi seorang muslimah. Tak menunggu lama, aku pun mengucapkan kalimah syahadah. Ya, tepatnya tanggal 12 Juli 1997 aku memeluk Islam. Alhamdulillah…

Dipecat karena jilbab
Kaci bangga dengan keislamannya. Ia terus belajar dan belajar. Termasuk dalam hal ibadah. “Mula-mula aku belajar tatacara shalat. Lalu mengikuti aneka aktifitas mesjid. Bahkan aku pergi ke banyak mesjid, seperti mesjid di Winston Salem, North Carolina. Yang paling menakjubkan, aku akhirnya berani memakai hijab secara sempurna, persis dua pekan setelah memeluk Islam. Alhamdulillah, selepas memeluk Islam, aku merasakan begitu banyak ”pintu” yang terbuka. Semua itu terbuka dengan kasih sayang Allah,” pungkas Kaci yang kemudian mengganti namanya menjadi Raihanah.

Pernah satu ketika, di musim panas, dia bekerja part time di sebua toko tas. Waktu itu dia sudah mengenakan jilbab. Rupanya direktur perusahaan itu tidak suka dengan jilbab Kaci. ”Dia minta aku untuk melepas jilbab jika ingin tetap bisa kerja. Tentu saja aku tidak mau. Akhirnya aku musti keluar dari tempat kerja alias dipecat. Mereka mengira jilbab akan membatasi aku dan menganggap aku tidak bisa bekerja jika mengenakan jilbab. Tapi aku sendiri merasa bisa bergerak bebas kendati berjilbab. Tapi tak apa, aku tak menyesal. Aku bangga bisa jadi seorang muslimah,” cerita Kaci tentang sikap diskriminasi di tempat kerjanya.

Itulah langkah besar dalam perjalanan hidup Kaci ”Raihanah” Starbuck. Ketabahan dan kekuatan imannya patut diacungi jempol hingga dia mampu menjalani berbagai ujian selaku muallaf baru. Begitulah.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More